Sunday, August 8, 2010

Empty

..
...
....
.....
yes, it's just emptiness.

Tuesday, May 4, 2010

Multikulturalisme dan Pluralisme dalam Kebudayaan Nasional yang Ber-Bhineka Tunggal Ika

iseng posting tulisan ini abis buka-buka folder tugas semester 2. jadi inget jaman dulu semangat banget kalo ngerjain tugas (nggak kayak sekarang). tulisan ini dibuat untuk mata kuliah sistem budaya indonesia. happy reading :)
Dalam tulisan saya kali ini, saya akan mencoba untuk mengulang konsep-konsep dari pluralisme, multikulturalisme, kebudayaan nasional, dan bhineka tunggal ika berdasarkan sumber-sumber yang saya dapatkan. Walaupun sekilas terlihat bahwa diantara keempat konsep tadi tidak saling berhubungan, tetapi jika ditelaah lebih jauh akan terlihat bahwa keempat konsep-konsep tersebut memiliki benang penghubung yang saling mengaitkan satu dengan yang lainnya. Hubungan diantara pluralisme, multikulturalisme, kebudayaan nasional, dan bhineka tunggal ika itulah yang akan saya bahas dalam esai saya ini.
Menurut kajian ilmu sosial, pluralisme adalah sebuah kerangka di mana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi. Pluralisme adalah dapat dikatakan sebagai salah satu ciri khas masyarakat modern dan kelompok sosial yang paling penting, dan mungkin merupakan pengemudi utama kemajuan dalam ilmu pengetahuan, masyarakat dan perkembangan ekonomi dalam suatu negara. Dalam sebuah masyarakat otoriter atau oligarkis, ada konsentrasi kekuasaan politik dan keputusan dibuat oleh hanya sedikit anggota. Sebaliknya, dalam masyarakat pluralistis, kekuasaan dan penentuan keputusan (dan kemilikan kekuasaan) lebih tersebar. Maka pada kehidupan masyarakat pluralistik dikenal adanya istilah otonomi, yaitu pembagian wewenang dan kekuasaan secara distrik.
Dipercayai bahwa hal ini menghasilkan partisipasi yang lebih tersebar luas dan menghasilkan partisipasi yang lebih luas dan komitmen dari anggota masyarakat, dan oleh karena itu akan tercipta hasil yang lebih baik. Contoh kelompok-kelompok dan situasi-situasi di mana pluralisme adalah penting, ialah: perusahaan, badan-badan politik dan ekonomi, perhimpunan ilmiah. Dapat diargumentasikan bahwa sifat pluralisme proses ilmiah adalah faktor utama dalam pertumbuhan pesat ilmu pengetahuan. Pada gilirannya, pertumbuhan pengetahuan dapat dikatakan menyebabkan kesejahteraan manusiawi bertambah, karena, misalnya, lebih besar kinerja dan pertumbuhan ekonomi dan lebih baiknya teknologi kedokteran.
Kehidupan yang plural berarti suatu keadaan dimana anggotanya adalah masyarakat heterogen, contohnya Indonesia. Pluralisme juga menunjukkan hak-hak individu dalam memutuskan kebenaran universalnya masing-masing. Dalam pluralisme tidak dikenal lagi adanya konsep intervensi dari pihak yang lebih berkuasa dan kuat terhadap pihak-pihak yang lebih lemah. Karena dalam pluralistik, masing-masing pihak memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Maka, secara teori, keadilan lebih mudah diwujudkan dan dikembangkan dalam kehidupan masyarakat pluralistik daripada masyarakat homogen.
Multikulturalisme adalah sebuah filosofi walaupun terkadang ditafsirkan sebagai ideologi, yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikultural juga sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara. Multikulturalisme di Indonesia dapat dideskripsikan melalui keanekaragaman etnis dan sukubangsa yang tersebar diseluruh wilayahnya. Multikulturalisme pada suatu bangsa adalah merupakan anugerah Tuhan YME yang patut untuk disyukuri oleh bangsa yang memilikinya.
Multikulturalisme bertentangan dengan monokulturalisme dan asimilasi yang telah menjadi norma dalam paradigma negara-bangsa (nation-state) sejak awal abad ke-19. Monokulturalisme menghendaki adanya kesatuan budaya secara normatif (istilah 'monokultural' juga dapat digunakan untuk menggambarkan homogenitas yang belum terwujud (pre-existing homogeneity). Sementara itu, asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara mengurangi perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan baru.
Multikulturalisme mulai dijadikan kebijakan resmi di negara berbahasa-Inggris (English-speaking countries), yang dimulai di Kanada pada tahun 1971. Kebijakan ini kemudian diadopsi oleh sebagian besar anggota Uni Eropa, sebagai kebijakan resmi, dan sebagai konsensus sosial di antara elit. Namun beberapa tahun belakangan, sejumlah negara Eropa, terutama Belanda dan Denmark, mulai mengubah kebijakan mereka ke arah kebijakan monokulturalisme. Pengubahan kebijakan tersebut juga mulai menjadi subyek debat di Britania Raya dan Jerman, dan beberapa negara lainnya.
Prinsip multikulturalisme yang wajib untuk diketahui adalah bahwa multikulturalisme harus terbuka terhadap kebudayaan lain. Proses mempelajari kebudayaan mengharuskan kita bersikap multikultural. Untuk masuk dalam satu kebudayaan lain, kita harus berusaha melupakan apa yang kita pelajari dalam kebudayaan kita dan membuka diri terhadap kebudayaan lain yang tengah kita pelajari. Multikulturalisme saat ini merupakan sebuah isu yang hidup sekali-juga secara akademis-banyak diskusi dan penerbitan mengenai multikulturalisme. Multikulturalisme juga dianggap penting secara politis. Di dalam satu masyarakat yang demikian plural, dengan kebudayaan yang begitu heterogen, perlu pemahaman yang didasarkan pada perspektif multikultural.
Kebudayaan sebetulnya merupakan satu tempat di mana seorang anak manusia mempunyai pengalaman belajar pertama. Di dalam studi kebudayaan dibuktikan bahwa untuk keperluan anggota satu kelompok budaya, maka pengetahuan dan nilai-nilai kebudayaan di dalam kelompok itu sebetulnya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kebudayaan dari para partisipan kebudayaan. Artinya, contoh bagi kelompok orang Asmat, kebudayaan mereka sudah cukup untuk keperluan mereka. Bagi orang Sumba, kebudayaan mereka sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jadi, setiap kebudayaan menjadi sistem nilai yang cukup memenuhi kebutuhan dari anggota kelompoknya.
Masalah kita adalah bahwa dalam setiap sistem budaya mempunyai cara-cara yang berbeda di dalam memberikan penerusan nilai-nilai atau menyiapkan dirinya menjadi tempat orang belajar. Biarpun kita baru belajar di dalam kebudayaan kita, tapi kalau kita memasuki kebudayaan yang lain, sebetulnya kita dituntut untuk mempelajari kembali. Itu berarti melakukan proses melupakan dulu apa yang sudah kita pelajari di dalam kebudayaan kita. Untuk masuk ke dalam satu kebudayaan yang lain, kita harus berusaha sementara waktu melupakan apa yang kita pelajari di dalam kebudayaan kita tanpa meninggalkannya. Setiap norma di dalam kebudayaan selalu mengandung pengetahuan. Kita mesti belajar tentang pengetahuan itu.
Jadi, prinsip multikultural adalah bahwa kita bisa setiap saat melakukan linking dan delinking di dalam kebudayaan. Kita menghubungkan diri dengan sistem nilai, tetapi kita juga berusaha melepaskan diri dari jebakan sistem nilai yang kita telah miliki supaya kita dapat mengerti sistem nilai yang lain sementara waktu dengan benar. Proses perkenalan kebudayaan pada dasarnya bersifat multikultural. Kita tidak bisa dan tidak boleh fanatik dengan kebudayaan kita sendiri, sementara kita mau mempelajari kebudayaan yang lain. Itu tidak mungkin dapat terjadi.
Jadi, proses mempelajari kebudayaan mengharuskan kita bersikap multikultural, dalam arti bahwa kita harus cukup terbuka untuk sementara waktu. Melupakan dulu norma-norma yang ada dalam kebudayaan kita, kebiasaan-kebiasaan dalam kebudayaan kita supaya kita dapat mengapresiasi, memahami norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan dalam kebudayaan lain menurut syarat-syarat atau tuntutan kebudayaan yang kita pelajari, bukan menurut syarat-syarat atau tuntutan kita.
Titik perhatian yang perlu diperhatikan adalah perbedaan pendapat mengenai “multikulturalisme” apakah menjadi faktor perpecahan ataukah justru menjadi pemersatu suatu bangsa. Maka hal yang harus kita waspadai adalah munculnya perpecahan etnis, budaya dan suku di dalam tubuh bangsa kita sendiri. Bangsa Indonesia yang kita ketahui bersama memiliki bermacam-macam kebudayaan yang dibawa oleh banyak suku, adat-istiadat yang tersebar di seluruh Nusantara. Dari Sabang sampai Merauke kita telah banyak mengenal suku-suku yang majemuk, seperti; Suku Jawa, Suku Madura, Suku Batak, Suku Dayak, Suku Asmat dan lainnya. Yang kesemuanya itu mempunyai keunggulan dan tradisi yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Begitu kayanya bangsa kita dengan suku, adat-istiadat, budaya, bahasa, dan khasanah yang lain ini, apakah benar-benar menjadi sebuah kekuatan bangsa ataukah justru berbalik menjadi faktor pemicu timbulnya disintegrasi bangsa. Seperti apa yang telah diramalkan Huntington, keanekaragaman di Indonesia ini harus kita waspadai. Karena telah banyak kejadian-kejadian yang menyulut kepada perpecahan, yang disebabkan adanya paham sempit tentang keunggulan sebuah suku tertentu.
Paham Sukuisme sempit inilah yang akan membawa kepada perpecahan. Seperti konflik di Timur-Timur, di Aceh, di Ambon, dan yang lainya. Entah konflik itu muncul semata-mata karena perselisihan diantara masyarakat sendiri atau ada “sang dalang” dan provokator yang sengaja menjadi penyulut konflik. Mereka yang tidak menginginkan sebuah Indonesia yang utuh dan kokoh dengan keanekaragamannya. Untuk itu kita harus berusaha keras agar kebhinekaan yang kita banggakan ini tak sampai meretas simpul-simpul persatuan yang telah diikat dengan paham kebangsaan oleh Bung Karno dan para pejuang kita.
Hal ini disadari betul oleh para founding father kita, sehingga mereka merumuskan konsep multikulturalisme ini dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Sebuah konsep yang mengandung makna yang luar biasa. Baik makna secara eksplisit maupun implisit. Secara eksplisit, semboyan ini mampu mengangkat dan menunjukkan akan keanekaragaman bangsa kita. Bangsa yang multikultural dan beragam, akan tetapi bersatu dalam kesatuan yang kokoh. Selain itu, secara implisit “Bhineka Tunggal Ika” juga mampu memberikan semacam dorongan moral dan spiritual kepada bangsa indonesia, khusunya pada masa-masa pasca kemerdekaan untuk senantiasa bersatu melawan ketidakadilan para penjajah. Walaupun berasal dari suku, agama dan bahasa yang berbeda.
Kemudian sebuah ideologi yang diharapkan mampu menjadi jalan tengah sekaligus jembatan yang menjembatani terjadinya perbedaan dalam negara Indonesia. Yaitu Pancasila, yang seharusnya mampu mengakomodasi seluruh kepentingan kelompok sosial yang multikultural, multietnis, dan agama ini. Termasuk dalam hal ini Pancasila haruslah terbuka. Harus memberikan ruang terhadap berkembangannya ideologi sosial politik yang pluralistik.
Pancasila adalah ideologi terbuka dan tidak boleh mereduksi pluralitas ideologi sosial-politik, etnis dan budaya. Melalui Pancasila seharusnya bisa ditemukan sesuatu sintesis harmonis antara pluralitas agama, multikultural, kemajemukan etnis budaya, serta ideologi sosial politik, agar terhindar dari segala bentuk konflik yang hanya akan menjatuhkan martabat kemanusiaan itu.

Monday, April 12, 2010

How To Enjoy Life Through Gratitude?

actually, this is the writing that I give to myself. so that I can better enjoy life with grateful for what I have. and hopefully this will inspire everyone who has ever felt that life is often unfair. this also special for my best-friend, vira.
enjoy.
Do grateful for this beautiful life.Never stop to give thanks as a form of gratitude for the blessings that we have received.Do grateful to be blessed with health, that makes us able to think clearly and invite others towards a better direction.
Should never delay thanksgiving and gratitude.Because we will never know how much longer to live in this world.So, now also say thanks for all the blessings that we have felt.
Thank you to everyone who helped us to inject the spirit of this life.Thanks to the fiery spirit, we confidently look to the future more meaningful.Believe that there's always hope of a better up ahead.As long as we have never stopped to try, grateful, and based prayer.
Learn to be grateful to accept whatever we are experiencing today.Gratitude makes clear our minds and hearts more peaceful, happy.
Do grateful not only for all the things we already have and feel so far, but also for all the negative things that had been hoped for never came.
Always improve
the quality of ourselves by saying gratitude to God, the Owner of us.And used to give thanks to the people as a form of our sincere appreciation to them.

everything has its own beauty.
everyone has their own beauty.
we have our own gift, own fortune, and own luck.
just do grateful of them, best-friend. :)

Tuesday, March 30, 2010

Hagan's Pyramid and Prism of Crime???

March 30, 2010
11:06 am

Hagan's Pyramid and Prism of Crime
now, I do not know anything about it. now, I do not know at all.
and now I really faltered in the task of that.
yes, completely choked. do not know what to write.
was almost an hour I tried to do.
without substance. without knowledge.
still keep trying to do.
OK, maybe now I do not know anything about it all.
but, I would have known this difficult matter on Thursday, 1 April 2010, the college of Post Modern Theory of Criminology.
I would know ...

Saturday, March 20, 2010

In Memoriam: Ebet Kadarusman

"Memang baik jadi orang penting.
Tetapi jauh lebih penting untuk jadi orang baik."

-Ebet Kadarusman-
(7 Juli 1938-20 Maret 2010)

Friday, March 19, 2010

Moments with Enron Corporation

too difficult to think well tonight. was almost three hours I was struggling with my laptop. but it is extremely difficult for my brain to think. oh God, please give me inspirations.

issues of Enron Corporation and its stuff concerned to white collar crime studies are my obligation to finish this week. I do not even know the company before. I either hang out or something less that the company is not known.

I do not know the Enron Corporation, yes, because I was never too concerned to such problems of the world.
social and political side of me have not honed when the Enron Corporation went bankrupt.


2001, the year in which Enron Corporation and its bankrupt became the most popular news in the international business of the world.
and even I was still sitting on the bench of primary school at that time. is clear and certain that I did not know things like that complicated. My mind has not much capacity to think about it.


I do not care.
like the other children in general primary schools, of course, at that time I was only interested in playing, playing, playing and school.


ohh, how much fun to be the kids.
life without the burden. free and relaxed..

Wednesday, March 17, 2010

Bedtime Prayer

I want to enjoy the coolness of heaven.
I write my wishes.
that should never be wasted.
I want this life is always uncertain.
no lie.
that brings life.into hell.

Tuesday, March 16, 2010

River Under the Sea




Di perairan Cenote Angelita, Mexico ada sebuah gua. Jika menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu terlihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.




Seorang penyelam bernama Anatoly Beloshchin*, ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar yang sangat segar rasanya karena tidak bercampur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Belum diketahui penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan ini.**





















* di pojok kanan bawah tiap foto tertera nama penyelam yang mengambil foto-foto tersebut.
* selengkapnya klik link ini:
http://ivandrio.wordpress.com/2010/03/07/subhanallah-ada-sungai-dalam-laut/

Ironis. Potret Kesenjangan Sosial.

Pusat perbelanjaan Senayan City dipenuhi oleh calon pembeli sandal dan sepatu merek Crocs di hari kedua brand impor tersebut menggelar diskon besar-besaran, Jakarta Pusat, Selasa (16/3). Antrean warga Ibu Kota di Senayan City, tampak dari lantai dasar hingga lantai enam. Bayangkan, ratusan orang sudah sibuk mengantre dari pukul 07.00 WIB, padahal pesta diskon Crocs baru dimulai tiga jam kemudian.

Itulah penggalan berita yang saya kutip dari http://berita.liputan6.com/berita/201003/268033/Hari.Kedua.Antrean.Crocs.Sampai.Lantai.Dasar











Ya. Beberapa hari terakhir, warga Jakarta sedang sibuk berbelanja sepatu impor bermerek itu. Euphoria dirasakan oleh banyak orang. Kegembiraan yang berlebihan akibat tuntutan gaya hidup. Sepertinya pernyataan tersebut tepat untuk menggambarkan mereka yang merasakannya. Diskon besar-besaran ini seolah menjadi amat penting bagi segelintir masyarakat.

Bandingkan dengan penggalan berita yang dikutip dari http://berita.liputan6.com/ibukota/201003/266683/Bocah.Penderita.Hidrosepalus.Harapkan.Bantuan berikut ini:

Ahmad Fauzan, bayi laki-laki di Sunter, Jakarta Utara, menderita penyakit hidrosefalus. Hingga kini, orangtua bayi malang itu belum membawa anaknya berobat karena ketiadaan biaya.











Miris. Memang. Disaat jutaan sesama sedang bergulat melawan penyakit. Disaat jutaan anak sedang bergumul bersama debu-debu jalanan. Disaat banyak bayi dan balita meninggal sia-sia hanya karena alasan klise yang berlandaskan kemiskinan. Disaat banyak keluarga miskin kesulitan mencari uang untuk biaya pendidikan dan kesehatan. Sebagian orang “berduit” justru menghambur-hamburkan uang dengan caranya masing-masing atas nama tuntutan gaya hidup.

Saya bukan seorang yang sok berjiwa sosial tinggi. Saya bukan seorang yang terlalu perhatian pada masalah-masalah negara seperti ini. Saya pun bukan tidak pernah membelanjakan uang hanya untuk memenuhi keinginan hedonistik saya. Tetapi saya sangat tersentuh dengan keadaan kesenjangan sosial masyarakat beberapa hari belakangan. Pada lima menit saya membaca berita tentang seorang anak yang kesulitan biaya untuk berobat, di lima menit berikutnya saya membaca berita tentang ratusan orang yang sibuk mengantre diskon sandal bermerek.

Adalah munafik jika di ranah pendidikan, mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, kita selalu berorasi tentang pentingnya penghapusan kesenjangan sosial, tetapi ketika kita kembali ke masyarakat justru kita lah yang menjadi aktor-aktor munculnya kesejangan sosial tadi.

Ironis.

Alice Syndrome

I just returned from the cinema after watching Alice in Wonderland. for some reason I kept thinking about that film, remembering all of the characters in the film. though, I frankly admit that the story is a bit strange and not very interesting.
two weeks ago, I watched Shutter Island. I think the film is very good by terms of the story. but somehow after I returned from the cinema, I immediately forgot about the movie.
whether there was something odd about my movie tastes?
I hope not.

...


if i live in the Wonderland, the Underland,

where all animals speak,

where a cat flies and disappears in the same time.


if i have authority such Iracebeth,

the Red Queen.


if i as creative as Hatter,

the wonderful hat maker.


if i have Bandersnatch,

as my loyal guardian.


if i have a lot knights,

as Stayne has Reds and Mirana has Whites.


if i be a Lord,

in both Salazen Grum and Marmoreal.


if i can be so big such a giant,

when i eat a piece of cake.


and if i can be so small such a dwarf,

when i drink a bottle of water.


if i have a magic Vorpal sword,

and can be used to kill all enemies

such killing Jabberwocky.


Bayard.Byelle.Frabjous.

Mallymkum.Absolem.Chessur.

Jubjub Bird.Callou.Calley.


...







left: Hatter

center: Iracebeth

right: Alice

Monday, March 15, 2010

Walk A Little Slower

Walk a little slower, Daddy, 
Said a little child so small.
I'm following in your footsteps
And I don't want to fall.

Sometimes your steps are very fast,
Sometimes they are hard to see;
So, walk a little slower, Daddy,
For you are leading me.

Someday when I'm all grown up,
You're what I want to be;
Then I will have a little child
Who'll want to follow me.

And I would want to lead just right,
And know that I was true;
So walk a little slower, Daddy,
For I must follow you.

Felicity Calculus

Kalkulasi mengkuantifikasi manfaat suatu tindakan.

Sudah menjadi kodrat manusia bahwa dalam setiap tindakan yang dilakukannya berdasarkan pada penghitungan untung-rugi. Manusia adalah makhluk rasional yang secara sadar memilih kesenangan dan menghindarkan kesedihan. Memilih kebaikan dan menghindarkan keburukan. Memilih keuntungan da menghindarkan kerugian. Rasional.

Kebahagiaan. Itulah yang dicari dari setiap kalkulasi tindakan. Ini adalah variabel yang digunakan ketika seorang manusia berpikir tentang kesenangan macam apa yang patut dieksplorasi. Ini adalah asumsi bahwa manusia hidup dalam gaya hidup yang hedonistik, yang menghindari rasa sakit secara fisik dan psikologis.

Kebahagiaan adalah kepastian. Kepastian adalah suatu ketidakpastian. Kepastian tidak pernah jelas. Tapi, kebahagiaan jelas jika kita mau menciptakannya sendiri.

I don't, really, but I do like that pleasure, instead of reduced to something primitive that ought to be looked down or away from, is mapped and graphed.

Sunday, March 14, 2010

Sunyi dan Sepi



Sunyi itu kadang-kadang mengerikan.

Sepi itu kadang-kadang melelapkan.

I surely can be there….


in the name of Allah, the Lord of this whole universe.
i surely can be there.

Friday, March 12, 2010

World's Best Dad
























A man above is...

Glitter Graphics
[Glitterfy.com - *Glitter Graphics*]